SELAMAT DATANG DI HUNIAN SASTRA

SELAMAT DATANG DI HUNIAN PECINTA SASTRA INDONESIA

AYO KITA BELAJAR MENGEKSPRESIKAN DIRI DENGAN MENULIS DAN MENULIS!

Kamis, 06 Oktober 2011

Cerpen Air Mata Anakku Karya: M. Shoim Anwar

Cerita pendek karya pengarang kelahiran Jombang Jawa Timur ini benar-benar mengangkat kehidupan sehari-hari yang sudah akrab dengan lingkungan kita, dalam cerita ini kita dapat melihat akibat dari cara didikan yang salah dalam lingkungan sekolah. Terlihat dari kutipan berikut,

Dengan diam-diam kami diberi jalan pintas.

Jalan pintas yang dimaksud dalam kutipan tersebut adalah jalan pintas untuk lulus ketika menghadapi ujian nasional saat SMA, niat para guru adalah membantu anak didiknya agar semua lulus dan tentu saja agar nama sekolah tidak tercemar dengan adanya siswa yang tidak lulus. Namun terlihat ssekali bahwa niat untuk membantu pelaksanaannya menghalalkan segala cara. Tanpa sadar guru menjadi pelopor kecurangan.

Pelajaran agama tentang kejujuran yang diberikan selama tiga tahun dipatahkan dalam tiga hari ketika menghadapi UAS, tentu saja siswa-siswi merasa terbantu dengan adanya jalan pintas yang diberikan oleh guru mereka. Akibatnya nilai sempurna yang mereka dapatkan berbanding terbalik dengan pengetahuan mereka, dan sebagian siswa yang memang benar-benar mengerti harus siap-siap kecewa ketika yang siswa yang biasanya titip absen itu lebih unggul dari dia.

Akibatnya pengalaman yang mereka dapat dari sekolah tentang praktek kecurangan, ketidakjujuran, jalan pintas untuk mendapatkan kelulusan terbawa sampai ketika mereka terjun dimasyarakat, tokok Huki contohnya telah mengamalkan ilmu yang didapat ketika sekolah dulu, walau ilmunya tidak ada dalam catatannya tapi begitu mudah ilmunya melekat dalam ingatannya.

Dalam kehidupannya Huki selalu mengunakan jalan pintas dan tidak mau repot, ini ilmu yang tanpa sadar telah diberikan pihak sekolah padanya, sampai pada akhirnya dia begitu takut kehilangan jabatan yang dia dapatkan secara instan, hingga masa pensiunnya dia tetap terbawa angannya haus akan jabatan yang disandangnya. Anak disini menjadi korban orang tua, karena ketika orang tua yang menanam kemungkinan yang akan menuai hasilnya adalah anaknya, demikian juga kebaikan dan keburukan.

Kekurangan dalam cerpen ini adalah cara penyampaian yang kurang begitu langsung dapat dipahami oleh pembaca, dengan sudut pandang orang pertama yang menceritakan dalam keadaan gangguan kejiwaan. Sebagian pembaca ada juga yang binggung dengan judul karena hanya sedikit disinggung di akhir cerita sebagai berikut.

Tangis anakku tambah mengeras. Air matanya mengenai safariku. Santi, anak perempuan terakhirku, seakan tak rela melepas kepergianku ke kantor. Dia sesenggukan di dadaku. Baju safariku terasa makin basah oleh air matanya.

Cerita yang diutaran lebih dominan pada kehidupan sang tokoh yakni orang tua dari pada sang anak yang dimaksud dalam judul. Dibalik kekuranggan tersebut terletak kelebihan pula bahwa sang pengarang begitu detail menceritakan kisah demi kisah. Hal yang menarik dari cerpen ini salah satunya adalah permainan perasaan pengarangnya yang memberikan suasana haru. Membaca karya M. Shoim Anwar pembaca akan dibawa ke kejadian-kejadian yang mengejutkan.

Dalam kisah ini kita dapat mengambil kesimpulan bahwa niat yang baik harus dilaksanakan dengan jalan yang baik pula, apabila dalam suatu lembaga pendidikan diajarkan pola yang seperti dalam cerita tersebut maka ketika siswa-siswi terjun dalam kehidupan masyarakat maka yang terjadi akan menghalalkan segala cara pula untuk kenikmatan dirinya sendiri.

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Halo,
Dimana saya bisa membaca full cerpen air mata anakku?